LPCR PWM Sumatera Utara akan adakan Rakorwil 31 Januari-1 Februari 2015

Rabu, 28-01-2015
Dibaca: 1389

MedanBisnis - Medan. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumut akan menggelar rapat koordinasi wilayah (rakorwil), 31 Januari hingga 1 Februari 2015 di Asrama Haji Medan. Rakorwil itu akan dibuka Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah, H. M. Jamaludin Ahmad, Psi.
Demikian diinformasikan Ketua LPCR PW Muhammadiyah Sumut Drs Ahmad Hosen Hutagalung MA, kepada wartawan di Medan, Selasa (27/1).

Dijelaskan Hosen, rakorwil untuk mengefektifkan kinerja LPCR PW Muhammadiyah Sumut itu akan dihadiri peserta dari pimpinan daerah se-Sumut, universitas Muhammadiyah, sekolah tinggi Muhammadiyah Se-Sumut, serta Lembaga Pusat Penelitian dan Pemberdayaan kepada Masyarakat (LP3M) UMSU dan Pusat Studi Islam dan Muhammadiyah (PSIM) UMSU.

Kegiatan itu, lanjutnya, akan diawali penandatanganan nota kesepahaman antara LPCR PW Muhammadiyah Sumut dengan UMSU, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dan Sekolah Tingggi Muhammadiyah se-Sumut. "Posisi paling tangguh di Muhammadiyah adalah PTM (perguruan tinggi Muhammadiyah-red) dan paling rawan cabang dan ranting, sehingga strategi paling jitu membangun peradaban utama yang bercorak Muhammadiyah dengan kiat "besar bersama persyarikatan" memanfaatkan keunggulan PTM dan bergandeng erat dengan cabang dan ranting di mana akar rumput anggota persyarikatan berada," papar Hosen.

Menyikapi itu, kata dia, LPCR PW Muhammadiyah Sumut akan menerjemahkan MoU LPCR PP Muhammadiyah dengan majelis pendidikan tinggi agar PTM lebih bersemangat mengembangkan cabang dan ranting Muhammadiyah di Provinsi Sumut.

Ditambahkan Sekretaris LPCR PW Muhammadiyah Sumut Drs Mulayadi S, dalam rakorwil yang juga dihadiri perwakilan cabang dan ranting setiap PDM di Sumut itu akan dibahas mengenai pola koordinasi LPCR PW dan LPCR daerah, serta PTM khususnya LP3M dan PSIM UMSU dalam meneliti, mensurvei, mancari akar persoalan yang terjadi di cabang dan ranting. "Selanjutnya, mendata cabang dan ranting yang terkendala berbagai permasalahan mulai kurangnya komunikasi, amal usaha, jumlah anggota sampai masalah sosial ekonomi anggota gerakan," kata Mulyadi. (ys rat)